Maluku Utara | Dutametro.com – Seorang Tokoh Masyarakat di Desa Bapenu Kecamatan Taliabu Selatan, La Sanusi tantang Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor urut 1 Sashabila Mus -Ode Yasir, Soal bicara kepentingan petani yang dikeluhkan tidak menjadi prioritas.
Hal tersebut disampaikan La Sanusi saat menghadiri kampanye paslon akronim “SAYATALIABU” di Desa Bapenu (09/10/2024).
Menurut La Sanusi, kehidupan pertanian harus menjadi prioritas utama dibandingkan dengan kepentingan pembangunan lainnya sehingga kepentingan petani haruslah menjadi yang paling di nomorsatukan.
Kami petani di ini sangat berkontribusi bagi kemajuan dari segala aspek, tapi kami selalu menjadi pahlawan yang dilupakan.
“Untuk itu saya harapkan kepada calon Bupati Pulau Taliabu untuk bisa memaparkan program pertanian karena saya melihat di baliho paslon nomor satu hari ini program untuk pemberdayaan masyarakat Petani dan Nelayan diurutkan pada poin empat, padahal seharusnya petani harus di nomorsatukan,” Tantang La Sanufi.
Menjawab hal tersebut, Sashabila Mus menyebutkan bahwa petani dan Nelayan merupakan Tulang Punggung Peradaban, dan program yang diusung pasangan SayaTaliabu adalah program menuju Taliabu yang Mandiri, Unggul, Damai dan Adaptif dalam segala bidang termasuk Bidang Pertanian dan Nelayan.
Saya memiliki keyakinan bahwa petani dan nelayan kami adalah Tulang Punggung Peradaban, bukan sekedar tulang punggung ekonomi.
“Karena dari sumber kehidupan Pertanian dan Perikanan tidak sedikit anak-anak kita bisa sekolah, kesehatan bisa di akses, infrastruktur juga dianggap investable “Pantas atau Layak” karena dilihat adanya perkembangan,” Ungkapnya.
Kenapa kami harus mengutamakan kemandirian, keunggulan dan adaptif karena dalam 10 tahun terakhir bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia banyak sekali terjadi perubahan ekonomi yang begitu dinamis.
Jadi memang dibutuhkan bukan masalah ketahanan pasar saja, tapi ketahanan para petani berubah sesuai dengan perkembangan yang ada.
Menurutnya, pasar di Taliabu aksesnya masih sangat terbatas, lantaran belum adanya keseriusan dan perencanaan untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat secara detail terutama pemerintah daerah melalui bidang terkait.
Mohon maaf sekali, tapi saya harus jujur melihat Badan Promosi Daerah belum bekerja secara maksimal, padahal tugas mereka adalah memastikan bahwa produk-produk asli daerah bukan hanya soal tambang yang memiliki pasar dan pembeli supaya ada perputaran ekonomi yang lebih cepat.
Ia juga menyebutkan, potensi pertanian dan nelayan masih dibeli dengan harga tengkulak yang cukup rendah sehingga berdampak buruk terhadap Perputaran ekonomi yang bum mengikuti harga pasar.
“Harga pasar tidak berlaku di Taliabu secara langsung, hal itu justru dilaksanakan di Luwuk atau di kendari sebagai daerah penerima hasil alam dari Taliabu. Sehingga petani dan nelayan di Taliabu walaupun harga pasar tinggi, mereka tidak sejahtera karena harga yang di beli tidak sesuai dengan harga pasar” bebernya.
Untuk itu. Putri Sulung Tokoh Pemekaran Kabupaten Pulau Taliabu, AHM itu menilai perlu adanya intervensi pemerintah atas kegagalan terhadap harga pasar dengan memprioritaskan peningkatan daya beli.
“Bukan cuman daya beli di pasar, tetapi juga daya beli para petani dan nelayan. daya beli alat, daya beli pupuk, hal-hal yang memang dibutuhkan untuk memastikan bahwa produktifitas dan kualitas para petani bisa terjaga jaga dengan baik.” Jelasnya.
Bagi Sashabila Mus, jika produktivitas menurun, maka pasar tidak akan tertarik melihat ketidak pastian. Sehingga penting untuk tawarkan kepastian hukum, kepastian bisnis supaya pasar itu bisa terbuka.
“Saya berharap dengan program SayaTaliabu dibidang pertanian dan Nelayan, Taliabu bisa berubah satu persen pertahunnya untuk ekonomi. kalau ada yang menjanjikan 5 persen bahkan negara ini pun kesulitan – kesulitan apalagi Taliabu yang masih termasuk dalam golongan daerah 3T alias daerah tertinggal terdepan,Terluar,” tegasnya.
Sashabila Mus juga menawarkan kepastian keberlanjutan ekonomi masyarakat dengan prioritas jalan tani yang bersumber dari APBD.
Sedangkan jalan Lingkar yang anggarannya lebih relatif mahal akan diupayakan menjadi tanggungjawab pemerintah provinsi karena postur APBD kabupaten Pulau Taliabu masih sangat terbatas.
“Dengan adanya jalan tani, masyarakat akan memiliki akses yang lebih lancar insya Allah jalan di Desa pun dengan sendirinya bisa membaik. karena saya tahu masyarakat Taliabu ini hobi gotongroyong,” Akhirnya. (Red).