Sawahlunto, malut.dutametro.com- Satu lagi potensi wisata yang dapat dikembangkan dan menjadi destinasi unggulan yang dimiliki oleh world heritage Sawahlunto, yakni hamparan gunung batu atau penduduk lokal menyebutnya hutan batu hitam.
Terletak di Desa Lumindai yang juga berbatasan dengan Desa Balai Batu Sandaran (BBS) Kecamatan Barangin ini kononnya hanya ada beberapa saja didunia, salah satunya di Sawahlunto.
Pesona Hutan Batu Lumindai – BBS dengan batu-batu besar yang menjulang memiliki kesan eksotis bagaikan pilar yang menyangga Desa Lumindai yang juga berbatasan dengan BBS.
Untuk pengembangan hutan batu ini, pihak masyarakat Lumindai dan BBS sepakat untuk bersama-sama melakukan pengembangannya dan tentunya pihak dari Pemerintah Kota juga harus terlibat karena lokasi termasuk geosite pada Geopark Sawahlunto.
Menurut Kepala Desa Lumindai Khairunnas, lokasi hutan batu hitam ini luasnya mencapai 7 hektar dan sangat layak dikembangkan menakdi salah satu wisata baru di Sawahlunto. Untuk pengembangannya sebut Khairunnas perlu berbagai macam kajian dan dukungan dari pihak terkait.
“Memang bukan pekerjaan yang mudah dan butuh biaya yang tidak sedikit, namun paling tidak melalui penyampaian informasi melalui media adalah langkah awal untuk memberikan perhatian dan mendapat perhatian dari pihak terkait,” sebut dia.
Keunikan yang hanya ada di desa ini kata dia, modal besar bagi penyokong wisata Sawahlunto, bagaimana pun sebagai kota tujuan wisata semua pihak harus mampu mengungkap seluruh potensi tersembunyi yang dimiliki setiap daerah, begitu juga dengan potensi yang ada di Lumindai dan BBS.
Camat Kecamatan Barangin, Subandi bersama Sekretaris Camat Irwan Junaidi mengungkap, hutan batu hitam di Kangarian Kajai itu sangat indah dan memukau, hal ini dinilai dapat menjadi sebuah objek wisata yang menjanjikan.
“Pemerintah Desa dan masyarakat sudah mulai saling bahu membahu bergotong royong membuka akses menuju lokasi yang dimaksud dan saat ini tengah dilakukan survey bersama Barenlitbangda, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga untuk pengusulan tematik DAK 2025,” kata dia.
Lebih jauh diungkapkan Subandi, jika dikelola dengan baik, lokasi ini akan menjadi destinasi yang mampu mendatang wisatawan, sehingga akan menumbuhkan geliat ekonomi masyarakat.
Pengelola nantinya harap dia, bisa memanfaatkan media sosial untuk mengeksplor keindahan dan keunikan hutan batu hitam ini yang konon katanya hanya ada beberapa saja di dunia.
“Kepada warga dan pemuda yang menjadi pemandu jalan dilokasi dipesankan agar mengedepankan kenyamanan pelayanan kepada pengunjung,” pesan dia.
Sementara Kadis Pariwisata Pemuda dan Olahraga Sawahlunto Adriyusman menyebut, untuk pengembangannya, Pemerintah Desa dan masyarakat harus ada komitmen untuk menghibahkan lokasinya sebagai salah satu syarat untuk pengusulan Dana Alokasi Khusus.(rki)